Memahami

#Refleksi Penghujung Tahun#


***
Duuuh...caranya pake make up tuh gimana siiih?? Ribeeeet.... ajarin dong..mulai dari mana?? Blush on dulu atau eye liner? Atau sisiran dulu? (dengan wajah memerah karena kesal & stress, bukan karena blush on tumpah di wajah) "Hahaha..yaelaaaaah... gitu aja nggak bisa.. loe itu cewe beneran apa oplosan siiih?!!?" "yeee..malah ngatain, ajariiiin woooy..ajariiin..elu itu sahabat apa pejabat ??? Bisanya ngatur, protes sama ngatain doang, nihil aksi!! payaaah..." (sambil melempar alat make up ke boneka chaki)
***
"Bu, ini laporan event minggu lalu.."Dengan mata melotot kordinator membolak balik laporan, "Loooh..kok salah begini sih??!! Tujuan kegiatannya kurang lengkap, susunan laporan keuangannya juga masih berantakan...tolong dirapikan lagi yaaa..." "Ooohh..begitu ya, Bu...terus yang benarnya seperti apa?" "Duuh..coba kamu kerjain sendiri, cek di internet contohnya gimana..kan biasanya ada tuh, bahkan ada templatenya.."
Asisten keluar ruangan dengan wajah letih dan mata berkaca-kaca...
***
"Miss... I can't understand this..could you please help me explaining this?" "Have you asked your friends? Have you tried to read from books, internet or tutorial from video?"
~And the student just silent and bow their head walk out from the teachers' room and rolled on the stairs~
***
"Dad, I can't fix this by myself... could you please show me how it works?"
"Sweety, there's a manual inside the box..read and follow the instruction"
"But dad..it is written in other languages and I can't understand them.."
"Then find it out on the internet"
~The kid chews the manual like a snack while searching on the internet~
***
Kawan,
pernahkah kamu ada di posisi tersebut? Entah di posisi jadi seorang teman, bawahan, anak maupun murid? Atau, jangan-jangan kita sering seperti kordinator, guru atau orang tua pada beberapa contoh skenario di atas? Jika iya, bagaimana perasaanmu? Apakah kamu belajar sesuatu ketika kamu mengalaminya?
Well, tahun 2017 akan segera berakhir dan kita akan masuk ke tahun yang baru. Tulisan ini saya tulis sebagai bentuk refleksi dari sekian banyak persitiwa yg saya lalui baik sebagai anak di rumah, sebagai rekan, guru, bahkan pemimpin sepanjang tahun ini.

Hari ini saya berencana menyicil untuk mendaftar hal-hal yg salah atau kurang baik yg saya lakukan, prestasi-prestasi yg capai di tahun ini serta mulai membuat daftar rencana-rencana serta perbaikan-perbaikan untuk tahun depan. Saya pikir ini lebih realistis dan lebih membantu ketimbang hanya sekadar punya resolusi lalu lupa di akhir bulan Januari. Suatu kali ada yg pernah bilang "tulislah apa yang (mau) kamu lakukan, dan lakukan apa yang kamu tulis."
Saya setuju, karena buat saya sesuatu yang ditulis bisa sebagai pengingat dan biasanya bersifat sah, kuat dan mengikat makanya saya belajar untuk mencoba melakukannya.
Kembali ke pertanyaan awal, sudahkah Anda memiliki jawabannya? Saya menyadari betul begitu banyak kekurangan dan kelalaian saya dalam menjalani peran2 yang diamanatkan..
Kadang saya melakukannya tanpa sadar dan ada kalanya memang saya berpura-pura tidak tahu bahkan tidak mau tahu-di bagian ini saya tahu saya bersalah dan berdosa.. Sampai pagi ini, seseorang mengingatkan dan menyadarkan saya kembali.

Seorang murid tampak seperti sangat letih dan murung saya jumpai di sudut ruang guru yg cukup ramai oleh beberapa aktivitas guru dan siswa yang remedial. Saya tidak tahu persis penyebabnya tapi saya cukup kenal dengan sang siswa dan saya bisa menduga apa alasannya. Sebelum saya bertemu si murid, saat keluar lift menuju ruang guru seseorang yang adalah rekan sekaligus pemimpin saya berpapasan di luar dan mengatakan "si anu kasih laporan ke saya tapi hasilnya... sampulnya nggak ada, lampiran tidak ada..pokoknya gitu deh..coba Miss Raph cek di meja saya.." Karena beliau sedang terburu-buru saya tidak dapat menanyakan banyak hal selain meresponnya dengan "terima kasih, Miss. Nanti saya coba periksa.." dan benarlah.. sang murid yang saya temui hanya duduk sambil beberapa kali melihat yang lain hilir mudik dengan tatapan kosong dan tubuh tak bergairah. Paginya di sekolah sudah tak menyenangkan, apalagi ini waktunya untuk dirinya menikmati libur dan melepas semua beban selama 1 semester. Terlepas dari karakter si anak yang memang masih sangat perlu dibimbing, saya tahu kalau kondisi seperti ini sangat tidak menyenangkan baik bagi dia maupun saya sebagai sebagai wali kelas dan pembimbingnya. Maka saya memutuskan untuk menemani, mengajari dan memantau proses revisi laporannya. Setelah selesai, saya bisa merasakan perlahan bebannya menjadi ringan..dia mulai bisa tersenyum sedikit lebar.
Seberapa sering kita, sebagai sosok yang dianggap "lebih dewasa" mengenali, memahami dan mampu bereaksi tepat pada kondisi yg saya ceritakan pada beberapa contoh kasus sebelumnya? Apalagi di era digitalisasi saat ini, banyak yang hilang percaya baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Maunya serba instan, terstruktur, indah dan menarik serta nyaman bagi tubuh dan jiwa. Padahal, secanggih-canggihnya teknologi dan aplikasi tidak semua kebutuhan kita sebagai insan bisa dipenuhi. Kemampuan menangkap setiap manusia itu berbeda-beda dan unik. Ada yang sangat cepat, bahkan begitu cepatnya tanpa perlu diterangkan seseorang bisa langsung kerja, ada yang perlu diulang-ulang bahkan ada yang tidak bisa menangkap sesuatu hanya dengan dijelaskan tapi juga perlu sentuhan.. Kita memang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan setiap orang tapi kita bisa memahami mereka. Dengan memahami, kebutuhan mungkin tidak sepenuhnya terpenuhi tapi setidaknya orang tersebut tidak perlu terbebani- terbeban dengan rasa takut, rasa malu, rasa bersalah, bahkan rasa tertolak dan tidak dicinta. Dan teknologi, tidak (akan pernah) bisa memenuhi kebutuhan manusia untuk mengasihi & dikasihi, kebutuhan mencinta dan dicinta, dan teknologi tidak bisa memenuhi kebutuhan manusia untuk bisa menerima & diterima apa adanya...

Ini hasil perenungan singkatku hari ini.
Maka salah 1 daftar kekuranganku di tahun ini adalah: "ternyata saya masih kurang peka terhadap sesama (atau karena belum sembuh dari trauma nggak di"peka"in, jadinya begini 😢😅)
Tapi ada persitiwa yang menyadarkanku dan itu membantuku untuk melakukan sesuatu yang benar di waktu yang tepat, pada orang yang tepat dengan cara yang tepat. Dan itu bisa dibilang prestasi: "aku mau belajar dan latihan menahan diri untuk tidak marah tapi bertindak untuk memperbaiki diri & situasi". Maka di tahun depan "aku harus lebih banyak belajar & berlatih untuk melihat dari sisi yang berbeda, belajar peka dan paham apa yang orang lain rasa tanpa perlu terbawa perasaan alias jadi baper."
Bagaimana dengan kamu???
Ditulis pada Kamis, 14 Desember 2017

Comments