Proses Pendewasaan

Untuk menjadi dewasa, kita tidak tergesa-gesa.
Untuk menjadi dewasa diperlukan sepanjang masa, berproses lewat begitu banyaknya rentetan peristiwa.
Untuk menjadi dewasa, mungkin perlu banyak tetes air mata, hadapi luka bahkan tak jarang berdarah.
Seorang anak bertanya pada Ibunya, "kenapa aku tidak seperti dia? Aku perlu menunggu lebih lama untuk sesuatu yang aku inginkan. Sementara dia, hanya dengan meminta seketika itu barangnya ada."
Ibu menjawab, "Tapi apa kau pernah berkekurangan dalam hal keperluan? Karena keinginan tidak selalu kebutuhan. Yang kau inginkan seringnya bukan yang kau perlukan. Cukupkan dirimu dengan apa yang ada. Lagipula, dengan bersabar dan berusaha, kau belajar untuk menghargai segala sesuatunya. Karena sesungguhnya, tak ada suatu pun yang didapat secara cuma-cuma."
Menjadi dewasa, diperlukan pengertian tentang apa itu keinginan, apa itu kebutuhan. Jika keduanya tak bisa didapatkan, jangan paksakan. Selanjutnya belajar dan tau mengambil keputusan mana yang harus diprioritaskan.
Seorang anak marah kepada ayahnya "kenapa saat aku hanya sekali berbohong, aku dihajar sebegitu rupa?!? Sementara dia, anak tetangga yang sudah mencuri buah dari pohon milik kita dan berbohong dengan tidak mengakui perbuatannya justru kau biarkan bebas dan malah kau beri lagi sekantong jambu matang untuk dibawa pulang??!"
Ayah menjelaskan, "karena setiap orang tua mengahajar anak yang dikasihinya, dan menyesah orang yang diakuinya sebagai anak. Anakku, jangan kau anggap enteng setiap didikan dan jangan putus asa apabila kau diperingatkan."
Menjadi dewasa adalah dengan memperhatikan dan mencintai didikan- sejak masa muda. Orang muda yang dididik menurut jalan yang patut baginya, kelak di masa tua ia tak kan menyimpang dari pada jalan itu. Menjadi dewasa adalah dengan memperhatikan didikan yang diajarkan dari pengalaman.
Seorang bawahan protes kepada atasan, "Kenapa setiap kali ada pekerjaan rumit selalu kau berikan padaku untuk dikerjakan, sementara si Uya kerjanya hanya mondar mandir dan tertawa di balik meja tak kau beri pekerjaan yang sama?!!"
Atasan menjawab, " Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, termasuk kekurangan dalam hal kepercayaan. Selalu ada harga yang dibayar untuk setiap harapan, untuk setiap ganjaran."
Untuk menjadi dewasa, diperlukan lebih banyak kesabaran dan ketahanan. Selalu ada pemberian, bingkisan atau hadiah bagi mereka yang bertahan dan memenangkan pertandingan.
Untuk menjadi dewasa, harus terjadi pertumbuhan. Proses bertumbuh dan berkembang memang tak selalu menyenangkan.
Untuk menjadi dewasa diperlukan pengertian, pemahaman mengenai kebenaran. Tak jarang, dalam proses pendewasaan diperlukan ketaatan, penyerahan diri untuk mau diarahkan. Bahkan ada masa dimana perlu untuk direndahkan atau merendahkan diri dengan kerelaan.
Untuk menjadi dewasa harus mau diarahkan ke jalan yang membawa pada kehidupan, tidak melakukan perbantahan. Pada akhirnya, yang lulus proses pendewasaan akan menjadi bijak berpengertian, si cerdas cendikiawan. Mereka yang dewasa adalah mereka yang mengejar kebenaran, mendengar dan mengindahkan didikan serta teguran.
Pada akhirnya, yang ingin dewasa harus mengarahkan telinga, pandangan dan pikirannya pada pengetahuan dan kebijaksanaan. Orang yang dewasa adalah mereka yang memiliki kerendahan hati, dan ingat, kerendahan hati mendahului kehormatan. Yang tidak dewasa hanya akan menghabiskan hidup dalam kesia-siaan. Yang benci kepada teguran dan didikan akan menuju kebinasaan.
Selamat berkembang, selamat menjadi dewasa.. Orang-orang kebanggaan!! 
‪#‎Berguru‬ pada Bapak Salomo ‪#‎Menjadi‬ Dewasa ‪#‎Proses‬ Belajar

Comments