(Berakhirnya musim "dingin)
Beberapa waktu belakangan, saya mencoba mundur dari aktivitas manusia
yang juga disebut sebagai "rutinitas" yakni : bekerja. Meski
sesungguhnya saya masih melakukan hal yang "menghasilkan". Tujuan saya
mundur sebenarnya karena saya ingin memberi waktu lebih kepada diri ini
untuk kembali menemukan "siapa saya", "untuk apa saya ada", "apa yang
saya bisa lakukan untuk memberi kebaikan bagi diri saya dan kehidupan
yang ada di sekitarnya", "darimana dan bagaimana saya harus mulai" serta
pertanyaan sejenis lainnya. Saya membaca lebih banyak buku, berbagi
dengan orang-orang yang saya anggap mampu memberi ide atau jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan saya. Sayangnya, jiwa ini masih belum terpuaskan
meski segudang gagasan atau solusi sudah ditawarkan.
Saya berada di persimpangan. Antara "ngotot" mengejar keinginan yang juga adalah impian atau berserah dan ikut "panggilan".
Sore tadi, sambil bebenah di rumah tak sengaja telinga mendengar
sepenggal kalimat yang diucapkan salah satu karakter di film kartun
anak. Katanya "jika kamu ingin melihat sesuatu, kamu harus berhenti
mengejarnya." Bayangkan, tokoh kartun mengatakan hal itu!! Seolah dia
paham isi pikiran dan mencoba menasihati saya, si kakak yang lagi galau.
Galau bukan karena nggak ada pacar yang ngajak jalan di malam minggu,
tapi galau karena lagi mikir enak mana kopi pake cendol atau kopi pake
cincau. #skip bagian ini.๐
Setiap kali batin mulai berkonflik, rasanya pengen peluk itu abang Zayn Malik๐
Saya bukan tipe manusia yang ambisius dalam menginginkan sesuatu,
karena Ibu selalu bilang semua hal di bumi sifatnya semu. Kalau kamu
punya mau, ya sewajarnya saja. Jika itu memang milikmu ya bakal balik
padamu, kalau nggak ya ikhlaskan saja." Sementara, istri Pak RT bilang
"Jangan tertipu. Apa yang jadi hakmu ya harus kamu perjuangkan,
bagaimanapun caranya berapa pun harganya." Tapi kata Pak Guruku dulu,
"Ada beda antara pasrah dan berserah. Kalau pasrah, artinya kau
menyerah. Bergantung pada keadaan, hanyut dalam kenyataan dan akhirnya
mati dengan penyesalan, tanpa dapat penghormatan atau penghargaan. Tapi
kalau berserah, kau lakukan bagianmu sisanya Alam Semesta (atas perintah
Sang Pencipta) akan membawamu ke tempat impianmu. Kalau pun tidak
kesana, tapi pasti kau tiba di tempat dimana kau seharusnya ada. Saat
kau mati, kau akan pergi dengan kebanggaan dan tentu kehormatan"
"Beri dirimu sedikit waktu lagi, Raph. Tidak perlu terburu-buru."
Yaaa...yaa..ya.. selalu saja begitu sampai semak ini bertambah tinggi
dan terus mengganggu. "Lah kan sebentar lagi musim kemarau, semak akan
kering dan layu. Lalu disitu waktunya kau tanam benih jagungmu dan kau
bisa nikmati semua-semaumu. Persiapkan saja dirimu. Ingat, jika kau
ingin melihat sesuatu kau harus berhenti mengejarnya. Tapi, kalau kau
ingin MILIKI sesuatu, teruslah berharap. Kejarlah, berusaha &
berjuanglah. Jika kau belum juga mendapatkannya, selalu yakini kau akan
dapat yang lebih baik dari itu."
Comments
Post a Comment