Breadfast

#‎late‬ post ‪#‎but‬ still fresh

A good breakfast for a blessed morning.. (just want to share so we can taste the joy together).
Pagi ini, aku kembali membaca Alkitabku yang sejak hari Minggu selepas ibadah aku tak lagi menyentuhnya. Padahal, aku janjikan pada diriku untuk membiasakan diri membacanya s.e.t.i.a.p h.a.r.i ...tapi masih sering gagal.. akhirnya kusiasati dengan "membayar" bacaan kemarin pada pagi ini.

Sampai tiba pada satu perikop bacaan untuk Selasa malam, 8 Maret 2016. Terambil dari Imamat 25: 1-19. Jujur, aku kurang menyukai banyak "buku" yang ada dalam Perjanjian Lama karena isinya banyak mengenai sejarah, peraturan & budaya pada jaman sebelum Yesus itu. Banyak angka, banyak nama-nama serta peristiwa yang diceritakan secara presisi- yang sulit untuk diingat apalagi dipahami. Dan demikian juga dari buku Imamat ini.
Judul pada perikopnya adalah mengenai Tahun Sabat dan Tahun Yobel. Dari judulnya mungkin kau bisa menebak apa isinya. Saat membaca, semua terasa biasa.. memasuki ayat 14 aku mulai memperbaiki posisi dan membaca dengan lebih seksama. Hingga masuk pada ayat 17, lalu ayat 20-21.
Akan kukutipkan isi dari ayat2 tadi..
(Ayat) 17: Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
20: Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami?
21: Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun."

Ketika aku membacanya, seperti biasa... perkataan pada ayat-ayat tersebut kuhubungkan dengan pengalamanku juga keadaanku baik di masa lalu, masa sekarang serta masa depan. Karena aku belajar untuk memahami dan mempercayai bahwa isi Alkitabku itu akan selalu relevan pada setiap masa dalam kehidupan manusia.
Ketika selesai membacanya, suatu pemikiran hadir bahwa benar adanya "kenapa kita harus takut selama kita percaya dan mengandalkan Tuhan yang kita punya? Bukankah setiap perkataanNya adalah benar dan teruji? Karena Ia adalah Tuhan maka Ia takkan pernah ingkar. Jikapun demikian terjadi, ingat bahwa Ia adalah Tuhan... pikiran dan pekerjaan tanganNya takkan pernah dapat dipahami kita, manusia yang terbatas ini.

Lalu apa yang ingin kubagikan? Begini, kita pada masa sekarang kuatir tentang kehidupan dan penghidupan kita (khususnya di masa-masa usia produktif). Kita mungkin punya begitu banyak mimpi dan keingininan, namun di sisi lain kita "dibebankan" dengan hal lain-peraturan tak tertulis tapi merupakan kewajiban yang tidak jarang mampu memperlambat atau bahkan menghambat kita sampai pada tujuan awal.
Di pikiran kita, lalu bagaimana jika aku tak dapat pekerjaan sampai 3 bulan, 6 bulan atau bahkan 1 tahun ke depan? Bagaimana jika di tengah perjalananku menuju "A", "B", "C" terjadi ini dan itu padaku?? Mampukah aku menyelesaikan semua yang dipercayakan padaku?? Bagaimana jika... apa yang harus aku lakukan apabila...?? Apakah aku bisa mendapatkan apa yg kumau?? Apakah mungkin..?? Dan serentetan pertanyaan yang berawal atau berujung pada kekuatiran...

Maka melalui renungan pagi ini, saya diingatkan untuk sekali lagi "tenanglah.. percayalah semua akan baik-baik saja.. lihat, bahkan masa depan suatu bangsa besar (pada waktu itu) diatur sedemikian rupa (lihat kembali ayat 20) apalagi bagi kita, anak-anakNya yang sangat dikasihi (dan bukankah kita selalu rindu untuk bisa mengasihiNya?). Tuhan bahkan sudah siapkan strategi(terbaik)Nya agar mereka tetap hidup. Namun demikian, sebelum ayat 20, ada ayat 17. Artinya, sebelum Ia melakukan bagianNya kita perlu lakukan bagian kita yakni ... (pada bagian ini kita perlu refleksi, lalu bisa isi sendiri). Jika kita mau sedikit berjalan mundur dan melihat sejarah bangsa Israel, bangsa itu merupakan bangsa yang dikasihi Allah namun justru tidak tahu diri. Mereka melakukan banyak pelanggaran dan kesalahan namun selalu mendapat pengampunan dan belas kasihan, begitu terus dikisahkan. Ini juga menjadi poin, jika bangsa yang begitu bebal saja selalu diperhatikan, apalagi kita yang mau berusaha mengimani dan memperbaiki diri berdasarkan kepercayaan kita terhadap kasih & pengajaran Sang Khalik?

Maka, aku berdoa kiranya manisnya sarapanku pagi ini juga manis untukmu. Jika jiwaku dikuatkan, kiranya apa yang kubagikan juga mampu menambah sedikit kekuatan bagi jiwamu..
Tetaplah tenang, tetaplah berdoa.. teruslah percaya dan kuat menanggung "penderitaanmu". Tuhan yang kau percaya tak pernah tidur bahkan selalu memperhatikanmu- dan paham isi hati bahkan ketika tak satupun kata mampu mewakilinya. Serahkan semua kepadaNya dan teruslah kerjakan keselamatanmu. Lalukan yang benar, lakukan yang baik dengan benar dan setialah. Sisanya, biar Tuhan lakukan bagianNya.
Selamat berkembang, selamat melihat dan menikmati keajaiban karyaNya dan selamat menjadi alatNya untuk membawa harum namaNya.. 👍🏻💫💫💫💫💫🌟💐💐💐💐💐

Comments