Catatan sebagai pengingat (semoga bisa jadi penguat)
Gue cuma mau bilang kalau gue bahagia.
Jangan tanya alasannya apa atau kenapa.
Beberapa waktu belakangan, lewat sekian banyaknya kejadian yang bakalan
panjang buat dijabarkan apalagi diceritakan, gue cuma mau sampaikan
bahwa berbahagia itu sederhana- tapi nggak sesederhana waktu diucapkan.
Beberapa orang bilang ada sukacita di balik dukacita- diibaratkan bak pelangi sehabis hujan.
Tapi buat gue, untuk bersukacita nggak perlu nuggu sampai dukacita sirna apalagi sampai nunggu reda sang hujan.
Karena, gue dijanjikan pengharapan di tengah penderitaan.
Om Paulus pernah bilang supaya bersukacitalah senantiasa, sabarlah
dalam kesesakan, bertekunlah dalam doa & pengharapan. Nah, kunci gue
untuk belajar selalu berbahagia adalah dengan melaksanakan kalimat
sebelumnya dengan cara di balik.
Bertekun dalam doa &
pengharapan serta bersabar dalam waktu-waktu tak menyenangkan. Di
situlah sukacita hadir dalam segala masa. Kalau nggak percaya, coba
segera dibuktikan dengan cara diaplikasikan!!
Hanya saja begini,
ada hal yang perlu diperhatikan. Kalau kamu punya harapan, berharaplah
dan serahkan pada Sang Sumber Pengarapan. Berharaplah selalu kepada Dia,
"The Master of PHP (Pemberi Harapan Pasti)" bukan ke dia, si mas-mas
atau mbak-mbak php (pemberi harapan palsu) soalnya mereka itu
kemungkinan pernah jadi pelaku atau korban PHK (Pemberi Harapan Kosong);
juga karena mereka (termasuk saya) adalah manusia fana- yang kata orang
tempatnya berbuat salah dan lupa.
Sekian.
Tetaplah berpengharapan dan selamat berbahagia, orang-orang bahagia!!
Comments
Post a Comment