Dear YOU,
*Intro...
hi Kamu...apa kabar?? Belum lupa kan sama aku?? Aku tahu Kamu nggak bakal, Kamu kan udah janji bakal setia.. Maafin aku ya kalau ternyata akunya yang nggak setia, akunya yang justru buat Kamu nunggu. Been so loooong time I didn't come... well, this time I'll take lots of your time to listen to me..
Kamu tahu nggak, akhir-akhir ini aku merasa payah. Aku merasa berantakan and seems I have no more power to hope or even to wish for something.. bahkan untuk mengangkat kepala pun aku tak sanggup.
Entah sejak kapan perasaan ini hadir, tapi semakin kesini rasanya semakin besar rasa itu- rasa bahwa aku ini bukan siapa-siapa, nggak punya apa-apa dan nggak bisa apa-apa... Sulit sebenarnya harus mulai bercerita darimana, so please be patient with me this time yaaa :)
Hari sidang,
ini salah satu hari paling bersejarah dan punya arti sendiri buatku. Sidang skripsi yang jatuh satu hari setelah ulang tahunku yang ke 22 (dua puluh dua), it was on June 30 2015, yang sebenarnya diundur karena alasan yang aku sendiri lupa (kalau nggak salah karena salah satu penguji berhalangan hadir). Disitu lah hari memalukan yang ke-sekian bagiku. Gelagapan jawab pertanyaan2 penguji, nangis tersedu-sedu parah tapi tak berarah....pokoknya nggak banget. Hari itu adalah hari dimana saya mendapati bahwa saya ini memang lemah. Tapi bagiku sosok malaikat itu memang (masih) ada. Sosok yang dikirim supaya aku tak jatuh sampai terperosok dan membuatku merasa terpojok. Sebelum hari itu berakhir, salah satu dosen penguji yang juga adalah salah satu dosen favoritku menyampaikan banyak hal baik tentangku dan untukku dengan memberi komentar pada salah satu postingan di akun LINEku. Postingan yang kuposting beberapa hari menjelang hari itu-hari sidang skripsiku..Beliau mengatakan bahwa aku (punya) kemampuan untuk jadi pribadi hebat dan kuat selama aku terus percaya dan terus mencoba, tekun berusaha, setia dalam doa dan selalu mau belajar.Hari itu merupakan hari dimana perasaanku berkecamuk.. sedih, haru, bangga, terpesona, kagum, takut, kuatir, bahagia bercampur jadi satu.. dan dari sini semua berawal..
Hari-hari jadi guru abal...
salah satu hal yang membuatku cukup bangga pada saat itu adalah fakta dimana aku dipanggil tes dan interview untuk jadi guru di salah satu sekolah elit di pusat kota Jakarta . and you know what??! akhirnya aku diterima jadi guru, well no.. jadi wali kelas 3 di sekolah yang nggak biasa ituu... sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 90an, yang murid-muridnya juga bukan murid-murid biasa...Saking nggak biasanya mereka, ada kemungkinan kalau mereka nggak pernah nginjek tanah merah yang bikin belok sepatu kalau musim hujan.. bayangkan, yang sekolah disana dari anak pengusaha sampe anak-anak yang dalam darahnya mengalir darah keturunan penguasa negeri ini..lebay dikit boleh laah yaaa...tapi ini serius, dari cucunya mantan gubernur Jakarta Fauzi Bowo sampe kerabat dekat wapres kita, Pak JK. and you know what again??! Aku jadi wali kelas 3, wali kelas yang banyak anak artisnya.. kalau pulang sekolah tiba-tiba mendadak kayak lagi di lokasi syuting karena mak bapaknya tuh anak-anak ngumpul depan kelas.. Namun sayangnya, rasa bangga dan excited itu hanya bertahan di minggu-minggu pertama aku di sekolah. Kenapa?? If I tell you this, you must be yelling at me saying that I am stupid. Well, you can do anything after I tell you this. Rasa bangga dan semangat di minggu pertama masuk sekolah lama kelamaan habis terkikis karena aku yang belum punya kemampuan untuk "bernegosiasi". Partner mengajar yang jam terbangnya jauuuuuuuuuuh dari jam terbangku (partnerku sudah mengajar sejak tahun 2000 alias 15 tahun sedangkan aku anak baru kemarin) membuatku sulit untuk "bersanding" dengannya. Di bagian ini, susah buat menjelaskan detail dan bagaimana rasanya. Kalau diumpakan, rasanya seperti memendam rasa cinta sama seseorang cukup lama tapi ternyata dia udah punya orang lain (curhat dalam curhat).. iya pokoknya gitu, ketika semua yang aku lakukan selalu salah dimata sang partner, ketika semua pendapat seperti sirine ambulan baginya...belum lagi teror dari orang tua yang menganggap sinis kemampuan seorang guru amatiran sepertiku.. dan lain-lain dan lain-lain.. semakin hari, semakin hilang kekuatan, yang ada malah setiap hari aku ditemani rasa ketakutan... dan dalam waktu kurang lebih 3 bulan saja aku berakhir dengan memalukan.. aku mundur dengan cara yang...... tapi satu hal, hari-hari sebelum aku memutuskan untuk mundur adalah hari-hari yang tingkat "penyiksaan pada perasaan" levelnya naik satu tingkat.. di situlah aku semakin keras bertanya-tanya "kapan ini akan berakhir??, "dimana aku akan berhenti??" "Apakah aku akan berakhir mengenaskan atau....???" atau *mata mulai berkaca-kaca, hati mulai gelisah...
Kisah(sedih)ku belum berakhir disini, karena mata yang berkaca-kaca dan hati yang mulai gelisah maka kuputuskan untuk menyambungnya esok. Bukan ape-ape Mpok, ncang ncing, om tante, nyak babe... aye udeh ngantuk ini kalau dipaksain ntar ceritanya nggak nyambung.. bisa-bisa si dodol, si rempeyek sama oncom bisa nongol.. Maafkan.
Thank you for You, for being so patient.. let's continue tomorrow :)
*Intro...
hi Kamu...apa kabar?? Belum lupa kan sama aku?? Aku tahu Kamu nggak bakal, Kamu kan udah janji bakal setia.. Maafin aku ya kalau ternyata akunya yang nggak setia, akunya yang justru buat Kamu nunggu. Been so loooong time I didn't come... well, this time I'll take lots of your time to listen to me..
Kamu tahu nggak, akhir-akhir ini aku merasa payah. Aku merasa berantakan and seems I have no more power to hope or even to wish for something.. bahkan untuk mengangkat kepala pun aku tak sanggup.
Entah sejak kapan perasaan ini hadir, tapi semakin kesini rasanya semakin besar rasa itu- rasa bahwa aku ini bukan siapa-siapa, nggak punya apa-apa dan nggak bisa apa-apa... Sulit sebenarnya harus mulai bercerita darimana, so please be patient with me this time yaaa :)
Hari sidang,
ini salah satu hari paling bersejarah dan punya arti sendiri buatku. Sidang skripsi yang jatuh satu hari setelah ulang tahunku yang ke 22 (dua puluh dua), it was on June 30 2015, yang sebenarnya diundur karena alasan yang aku sendiri lupa (kalau nggak salah karena salah satu penguji berhalangan hadir). Disitu lah hari memalukan yang ke-sekian bagiku. Gelagapan jawab pertanyaan2 penguji, nangis tersedu-sedu parah tapi tak berarah....pokoknya nggak banget. Hari itu adalah hari dimana saya mendapati bahwa saya ini memang lemah. Tapi bagiku sosok malaikat itu memang (masih) ada. Sosok yang dikirim supaya aku tak jatuh sampai terperosok dan membuatku merasa terpojok. Sebelum hari itu berakhir, salah satu dosen penguji yang juga adalah salah satu dosen favoritku menyampaikan banyak hal baik tentangku dan untukku dengan memberi komentar pada salah satu postingan di akun LINEku. Postingan yang kuposting beberapa hari menjelang hari itu-hari sidang skripsiku..Beliau mengatakan bahwa aku (punya) kemampuan untuk jadi pribadi hebat dan kuat selama aku terus percaya dan terus mencoba, tekun berusaha, setia dalam doa dan selalu mau belajar.Hari itu merupakan hari dimana perasaanku berkecamuk.. sedih, haru, bangga, terpesona, kagum, takut, kuatir, bahagia bercampur jadi satu.. dan dari sini semua berawal..
Hari-hari jadi guru abal...
salah satu hal yang membuatku cukup bangga pada saat itu adalah fakta dimana aku dipanggil tes dan interview untuk jadi guru di salah satu sekolah elit di pusat kota Jakarta . and you know what??! akhirnya aku diterima jadi guru, well no.. jadi wali kelas 3 di sekolah yang nggak biasa ituu... sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 90an, yang murid-muridnya juga bukan murid-murid biasa...Saking nggak biasanya mereka, ada kemungkinan kalau mereka nggak pernah nginjek tanah merah yang bikin belok sepatu kalau musim hujan.. bayangkan, yang sekolah disana dari anak pengusaha sampe anak-anak yang dalam darahnya mengalir darah keturunan penguasa negeri ini..lebay dikit boleh laah yaaa...tapi ini serius, dari cucunya mantan gubernur Jakarta Fauzi Bowo sampe kerabat dekat wapres kita, Pak JK. and you know what again??! Aku jadi wali kelas 3, wali kelas yang banyak anak artisnya.. kalau pulang sekolah tiba-tiba mendadak kayak lagi di lokasi syuting karena mak bapaknya tuh anak-anak ngumpul depan kelas.. Namun sayangnya, rasa bangga dan excited itu hanya bertahan di minggu-minggu pertama aku di sekolah. Kenapa?? If I tell you this, you must be yelling at me saying that I am stupid. Well, you can do anything after I tell you this. Rasa bangga dan semangat di minggu pertama masuk sekolah lama kelamaan habis terkikis karena aku yang belum punya kemampuan untuk "bernegosiasi". Partner mengajar yang jam terbangnya jauuuuuuuuuuh dari jam terbangku (partnerku sudah mengajar sejak tahun 2000 alias 15 tahun sedangkan aku anak baru kemarin) membuatku sulit untuk "bersanding" dengannya. Di bagian ini, susah buat menjelaskan detail dan bagaimana rasanya. Kalau diumpakan, rasanya seperti memendam rasa cinta sama seseorang cukup lama tapi ternyata dia udah punya orang lain (curhat dalam curhat).. iya pokoknya gitu, ketika semua yang aku lakukan selalu salah dimata sang partner, ketika semua pendapat seperti sirine ambulan baginya...belum lagi teror dari orang tua yang menganggap sinis kemampuan seorang guru amatiran sepertiku.. dan lain-lain dan lain-lain.. semakin hari, semakin hilang kekuatan, yang ada malah setiap hari aku ditemani rasa ketakutan... dan dalam waktu kurang lebih 3 bulan saja aku berakhir dengan memalukan.. aku mundur dengan cara yang...... tapi satu hal, hari-hari sebelum aku memutuskan untuk mundur adalah hari-hari yang tingkat "penyiksaan pada perasaan" levelnya naik satu tingkat.. di situlah aku semakin keras bertanya-tanya "kapan ini akan berakhir??, "dimana aku akan berhenti??" "Apakah aku akan berakhir mengenaskan atau....???" atau *mata mulai berkaca-kaca, hati mulai gelisah...
Kisah(sedih)ku belum berakhir disini, karena mata yang berkaca-kaca dan hati yang mulai gelisah maka kuputuskan untuk menyambungnya esok. Bukan ape-ape Mpok, ncang ncing, om tante, nyak babe... aye udeh ngantuk ini kalau dipaksain ntar ceritanya nggak nyambung.. bisa-bisa si dodol, si rempeyek sama oncom bisa nongol.. Maafkan.
Thank you for You, for being so patient.. let's continue tomorrow :)
Comments
Post a Comment